Ketika merokok anda bukannya terlihat keren, melainkan bodoh. Bayangkan saja, anda memilih untuk melakukan aktivitas yang mengeluarkan biaya dan membahayakan kesehatan. Maka intelegensia anda patut dipertanyakan.
Jum’at siang di Bekasi, dari kaca mobil aku melihat di pinggir jalan ada sebuah warung kecil. Saat itu ada anak SMP cowo yang sedang beli minuman susu fermentasi. Awalnya aku lihat dia hanya bawa minuman itu, tapi setelah dia balik badan dan duduk di kursi dekat warung itu, ternyata ia membawa sebatang rokok yang kemudian ia hisap.
Anak itu terlihat begitu tenang saat menghisap rokoknya perlahan. Dia terlihat baru pulang sekolah dengan seragam pramukanya yang kira-kira masih kelas 2 SMP. Ketika melihatnya aku sudah tidak kaget karena bukan hanya saat itu aku melihat anak SMP yang sudah merokok.
Mungkin mereka terpengaruh teman-temannya yang merokok. Mungkin dengan tidak merokok maka dianggap cupu dan ga gaul. Pengertian seperti itu adalah salah besar karena untuk mengukur kegaulan buksn dari merokok.
Sungguh memprihatinkan, di era globalisasi ini mungkin pengetahuan dan teknologi makin maju, namun pergaulan semakin tidak karuan terlebih pada anak SMP yang masih labil dan dalam masa pertumbuhan yang mungkin sedang nakal-nakalnya. Mungkin tidak hanya merokok yang mereka lakukan, mungkin juga dengan minuman-minuman beralkohol atau sebagainya.
Sangat disayangkan jika saat ini sudah banyak anak sekolah yang sudah merokok dsb. Paru-paru mereka akan rusak. Mungkin sebagian mereka sadar merokok itu tidak bagus untuk paru-paru mereka. Tapi, rokok itu termasuk zat adiktif yang dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan (sehingga sulit untuk berhenti).
Saat ini diperlukan perhatian yang sangat khusus dari orang tua terhadap anak-anaknya. Pengaruh lingkungan luar lebih berbahaya. Oleh karena itu, perlindungan dari dalam (keluarga) sangatlah penting.
0 komentar:
Posting Komentar