CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 22 Mei 2013

Titrasi Asam Basa


STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya.

KOMPETENSI DASAR : Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dan hasil titrasi asam basa.

I. Tujuan :
A. Menentukan konsentrasi HCl dan larutan NaOH.
B. Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam basa.

II. Teori

Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengna tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.


Berdasarkan pengertian titrasi, maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (titrant) suatu larutan asam, dengan reaksi umum yang terjadi:

Asam + Basa → Garam + Air

Reaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna pada indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dengan demikian pada keadaan tersebut (titik ekivalen) berlaku hubungan:

Va.Ma.a = Vb.Mb.b

Va = Volume Asam (L)
Ma = Molaritas Asam (M)
Vb = Volume Basa (L)
Mb = Molaritas Basa (M)
a = Valensi Asam , b = Valensi Basa

Pada percobaan ini akan ditentukan konsentrasi HCl dan Molar dengan menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftalein.
  • Percobaan A : Titrasi Asam kuat dan Basa kuat
Titrasi larutan HCl 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 M


Reaksi: HCl + NaOH → NaCl + H2O
  • Percobaan B : Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur
Titrasi larutan CH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M

Reaksi: CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Reaksi ion bersih: CH3COOH + OH- → H2O + CH3COO-

Dalam percobaan ini dipilih indikator PP (Fenolftalein). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selah pH = 8,3 - 10,0. Pada kondisi asam (pH <7), indikator PP tidak memberi perubahan warna. Sedang pada kondisi basa (pH >7) indikator PP memberi warna merah muda.

III. Alat dan Bahan

A. Alat :
  • Labu Erlenmayer 125 ml
  • Pipet volumetrik 10 ml
  • Buret
  • Labu ukur
  • Statif dan Klem
  • Corong kecil
  • Botol semprot
  • Pipet tetes
  • Gelas kimia 100 ml
B. Bahan :
  • Larutan HCl 0,1 M
  • Larutan asam cuka
  • Larutan NaOH 0,1 M
  • Indikator PP
IV. Cara Kerja
  • Percobaan A : Titrasi asam kuat dan Basa kuat
  1. 10 ml larutan HCl 0,1 M diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu erlenmayer 250 ml.
  2. 5 tetes indikator PP ditambahkan ke dalam labu erlenmayer tersebut.
  3. Buret, statif dan klem disiapkan.
  4. Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1 M tepat ke garis nol.
  5. Kran buret dibuka secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmayer.
  6. Titrasi dilakukan sehingga didapat titik akhir titrasi (warna merah muda). Selama NaOH ditambahkan labu erlenmayer digoyangkan agar NaOH merata ke seluruh larutan. Perubahan yang terjadi diamati. Vomule NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
  7. Langkah 1 sampai 6 diulangi sehingga didapatkan dua data titrasi.
  • Percobaan B : Titrasi Asam Cuka dengan Basa Kuat
  1. 10 ml larutan asam cuka diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, air ditambahkan hingga tanda batas.
  2. Pindahkan 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 125 ml, kemudian 5 tetes larutan indikator PP ditambahkan.
  3. Titrasi dilakukan sehingga didapatkan titik akhir titrasi. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
  4. Langkah 2 dan 3 diulangi hingga diperoleh dua data titrasi.
V. Hasil Pengamatan

A. Volume titik akhir titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

NO
Volume HCl
Volume NaOH
1
10 ml
9 ml
2
10 ml
8,5 ml


B. Volume titik akhir titrasi Asam Cuka - Basa Kuat

NO
Volume HCl
Volume NaOH
1
10 ml
4 ml
2
10 ml
5,3 ml

VI. Pertanyaan

1. Bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekivalennya?
A = 8,75
B = 4,65

2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dengan data percobaan A

Va.Ma.a = Vb.Mb.b
10.Ma.1 = (8,75).(0,1).1
10 Ma = 0,875
Ma = 0,09


3. Hitunglah konsentrasi larutan cuka dengan data percobaan B

Fp.Va.Ma.a = Vb.Mb.b
100/10.10.Ma.1 = (4,65).(0,1).1
100 Ma = 0,465
Ma = 0,465.10⁻2 = 4,65.10⁻3

4. Mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator?
Karena indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir.

VII. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan HCl yang mengacu pada data percobaan A adalah sebesar 0,9 M. Sedangkan kadar asam asetat dalam cuka dapur melalui percobaan B adalah sebesar 4,65.10⁻M.

Sabtu, 09 Maret 2013

I'm in Exams





Exam,
Please be Nice to Me :)




If There’s a Will, There’s a Way


Kamu mau jadi dokter, tapi kamu selalu pusing kalo belajar MTK, Fisika, Biologi. Terus gimana bisa kamu jadi dokter? Kamu mau jadi atlet Basket tapi kamu ngga pernah latihan. Apa bisa dengan sendirinya kamu jadi atlet basket? Semua yang kita mau itu ngga akan tercapai jika kita melakukannya setengah-setengah dan tidak sungguh-sungguh.

Tapi, hanya belajar aja juga belum cukup tanpa dibarengi dengan doa. Pertama, restu dari orang tua lah yang akan menentukan kita bisa dapat apa yang kita mau atau ngga. Mintalah doa sebanyak-banyaknya sama orang tua. Karena ridhonya Allah SWT itu ridho orang tua. Jangan pernah bertindak ngga sopan sama orang tua. Karena doa yang paling manjur adalah doa orang tua. Jangan pernah nyesel sama apa yang udah kita perbuat, cukup bertindak menjadi lebih baik dan jangan pernah jatuh ke lubang yang sama.

http://weheartit.com/
Setelah itu, dari dalam sendiri tanamkan niat serta semangat belajar dan berlatih yang tinggi. Hadapi semua masalah, jangan takut mencoba dan terus berusaha. Jika kita berfikir bisa, ya, maka kita akan mendapatkannya. Belajar dari pengalaman, gagal itu biasa, tapi bangkit itu luar biasa. Perbanyaklah doa, kemudian usaha, setelah itu serahkan semma kepada Sang Pemilik Takdir, Allah SWT. Jadi, jika kita punya kemauan yang tinggi, maka akan ada jalan untuk kita mencapainya

Selasa, 22 Januari 2013

Memperkirakan pH Larutan dengan Beberapa Indicator

Standar Kompetensi      : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya


Kompetensi Dasar           : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Teori                                     :
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.
No.
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1.
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
2.
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
3.
Bromtimol Biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
4.
Fenolftalein
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10,0
5.
Lakmus
Merah – biru
5,5 – 8,0

Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

Tujuan                  : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa  larutan indicator asam basa

Alat dan Bahan :
1.    Tabung Reaksi
2.    Pipet Tetes
3.    Rak Tabung
4.    Larutan A, B, C
5.    Air sumur
6.    Air sungai
7.    Air Cucian Beras
8.    Air PAM
9.    Air Kelapa
10.  Air Teh
11.  Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP

Cara Kerja           :
1.    Masing – masing larutan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung.
2.    Sifat larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan biru, kemudian perubahan warna yang terjadi dicatat.
3.    Larutan A dimasukkan ke dalam empat buah tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung.
4.    Larutan indicator Metil Merah diteteskan dengan menggunakan pipet tetes pada tabung 1, Metil Jingga pada tabung 2, Bromo Timol Biru pada tabung 3 dan Fenol Ftalein pada tabung 4.
5.    Perubahan warna yang terjadi diamati.
6.    Hal yang sama (langkah 3 – 5) dilakukan pada larutan yang lain.

Hasil Pengamatan           :
1.    Pengujian dengan kertas lakmus.

No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1.
A
Biru
Biru
≥ 8,0
2.
B
Merah
Biru
5,5 – 8,0
3.
C
Merah
Merah
≤ 5,5
4.
Air Sumur
Merah
Biru
5,5 – 8,0
5.
Air Sungai
Merah
Biru
5,5 – 8,0
6.
Air Sabun
Merah
Biru
5,5 – 8,0
7.
Air Teh
Merah
Biru
5,5 – 8,0
8.
Air Cucian Beras
Merah
Biru
5,5 – 8,0
9.
Air Kelapa
Merah
Merah
≤ 5,5

2. Pengujian dengan larutan indikator
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
MM
MJ
BTB
PP
1.
A
Kuning
Jingga
Biru
Ungu
≥ 10,0
2.
B
Merah
Merah
Kuning
Tidak berwarna
6,0 – 7,6
3.
C
Merah
Merah
Merah
Tidak berwarna
2,9 – 6,0
4.
Air Sumur
Kuning
Jingga
Hijau
Tidak berwarna
6,0 – 7,6
5.
Air Sungai
Kuning
Kuning
Hijau
Tidak berwarna
6,0 – 7,6
6.
Air PAM
Kuning
Jingga
Hijau
Tidak berwarna
6,0 – 7,6
7.
Air Teh
Kuning
Jingga
Hijau
Tidak berwarna
6,0 – 7,6
8.
Air Cucian Beras
Jingga
Jingga
Hijau
Tidak berwarna
6,0 – 7,6
9.
Air Kelapa
Jingga
Jingga
Kuning
Tidak berwarna
4,0 – 6,0

Pembahasan  :
1. 1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
Asam    : Larutan C, Air Kelapa
Basa     : Larutan A
Netral   : Larutan B, Air Sumur, Air Sungai, Air PAM, Air Teh, Air Cucian Beras

2. 2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral!
Asam   : pH = 1 – 6 (semakin kecil angka, semakin asam)
Basa     : pH = 8 – 14 (semakin besar angka, semakin basa)
Netral   : 7 

Kesimpulan    :
Cara mengukur pH (potentz Hidrogen) dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya menggunakan kertas lakmus (biru dan merah) atau menggunakan indikator. Dengan kertas lakmus kita dapat mengetahui bahwa larutan yang bersifat asam akan dapat memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan larutan yang bersifat basa akan dapat membirukan kertas lakmus